Lengkap Daftar 34 Provinsi di Indonesia 2017 Beserta Ibu Kota, Budaya, Rumah Adat, Flora Fauna dan lainnya
Lengkap Daftar 34 Provinsi di Indonesia 2017 Beserta Ibu Kota, Budaya, Rumah Adat, Flora Fauna dan lainnya
Sebelum kita membaca hingga bawah, mari kita syukuri nikmat aman ini, bayangkan di negara-negara timur tengah yang banyak terjadi kerusuhan antara pemerintah dan beberapa pemberontak, sehingga negaranya menjadi kacau dan tidak aman. Dengan aman maka kita bisa mendapatkan nikmatnya ibadah, nikmatnya hidup, nikmatnya bersosialisasi, nikmatnya memiliki kekayaan dan nikmat lainnya. Sangat berbeda dengan kehidupan di negera-negara kisruh di timur tengah, setiap hari siang dan malam selalu hidup di hantui dengan rasa takut dan was-was.
Kenikmatan aman yang ada di indonesia tentu merupakan kenikmatan yang di berikan oleh Allah subhanahuata'ala.
Untuk lebih efesien, saya akan membahasa satu persatu dari ke 5 pulau-pulau besar yang ada di indonesia. Saya akan membahas secara lengakp, mulai dari Ibu Kota, Budaya, Rumah Adat, Tarian daerah, Senjata Tradisional, Suku, hingga Flora dan Fauna
Daftar Provinsi di Pulau Sumatera
Ibu Kota
Nama : Naggroe Aceh Darussalam
Ibukota : Banda Aceh
Kode BPS : 11
Kode kendaraan : BL
Kode telepon : 0641-0659, 0627, 0629
Luas : 57.365,09 km2
Populasi : Kurang Lebih 4.494.410 jiwa
Pembagian administratif : 18 kabupaten dan 5 kota, 276 kecamatan, 6.424 desa/kelurahan
Semboyan: Pancacita (Bahasa Sanskerta); Bahasa Indonesia: "Lima cita-cita"
Suku
Nama : Naggroe Aceh Darussalam
Ibukota : Banda Aceh
Kode BPS : 11
Kode kendaraan : BL
Kode telepon : 0641-0659, 0627, 0629
Luas : 57.365,09 km2
Populasi : Kurang Lebih 4.494.410 jiwa
Pembagian administratif : 18 kabupaten dan 5 kota, 276 kecamatan, 6.424 desa/kelurahan
Semboyan: Pancacita (Bahasa Sanskerta); Bahasa Indonesia: "Lima cita-cita"
Suku
Di Nanggroe Aceh Darussalam terdapat 13 suku asli, yang memiliki bahasa daerah maisng-masing. Suku-suku tersebut adalah suku Gayo, suku Aceh, suku Tamiang, suku Alas, suku Kluet, suku Singkil, suku Pakpak, suku Aneuk jemee, suku sigulai, suku lekon, suku Devayan, suku Haloban dan yang terakhir suku Nias. Walaupun sukunya berbeda-beda, Rumah adat mereka sama, yaitu rumah adat Krong Bade dan Rumoh Aceh. Begitu pula dengan senjata tradisionalnya, yakni Rencong.
Ada banyak tarian dari aceh, yang paling terkenal adalah tarian seudati, tarian saman, tarian Guel dan tarian Dudong.
Rumah Adat Aceh
Rumoh Aceh, Rumah Krong Pade atau Berandang
Flora dan Fauna
Bungong Jeumpa (Michelia Champaca), Cicimpala Kuning (copsychus pyrropygus).
Makanan Khas Daerah
Gulai Aceh,Daging masak pedas, Timpan, Masak udang cumi, Gulai kepala ikan, Meuseukat, Kanji Rumbi, Korma kambing, Sie Reubeouh cuka, dan lain-lain.
Pahlawan Aceh:
Penduduk aceh adalah penduduk yang gigih dalam mempertahankan kemerdekaan negaranya. Di antara pahlawan dari aceh adalah : Cut Nyak Dien, Cut Nyak Meutia, Laksamana malahayati, Sultan Iskandar Muda, Tengku Cik Di Tiro, Teuku Umar, Panglima Polem.
Gambar-bambarnya
Rumah Adat Krong Bade Asal Aceh
2. Provinsi Sumatera Utara
Ibu Kota
Nama : Sumatera Utara
Ibukota : Medan
Kode BPS : 12
Kode kendaraan : BB, BK
Kode telepon: 0620-0639, 0601
Luas : 72.981,23 km2
Populasi : Kurang lebih 12.982.204 jiwa
Pembagian administratif : 25 kabupaten dan 8 kota, 402 kecamatan, 5.867 desa/kelurahan
Semboyan: Mar Sipature Hutana Be(Bahasa Batak); Bahasa Indonesia: "berlomba lomba
Nama : Sumatera Utara
Ibukota : Medan
Kode BPS : 12
Kode kendaraan : BB, BK
Kode telepon: 0620-0639, 0601
Luas : 72.981,23 km2
Populasi : Kurang lebih 12.982.204 jiwa
Pembagian administratif : 25 kabupaten dan 8 kota, 402 kecamatan, 5.867 desa/kelurahan
Semboyan: Mar Sipature Hutana Be(Bahasa Batak); Bahasa Indonesia: "berlomba lomba
Suku/penduduk :
Penduduk yang berdiam di wilayah ini, berasal dari berbagai macam suku, seperti melayu, batak, nias, mendailing, aceh, jawa dan tionghoa. Suku-suku tersebut menggunakan bahasa daerah yang berbeda. Sedangkan untuk masalah agama yang di anut adalah, Islam, Kristen, Kong Hu Cu, hindu dan Budha. Islam di anut oleh suku, minagkabau, jawa, aceh, dan sebagian batak. Agama kristen di anut sebagian dari batak dan nias. Untuk agama hindu di anut sebagian dari keturunan india. Sedangkan agama budha dan Kong hu Cu di anut oleh Tionghoa. Ada sebagian kecil yang tidak menganut salah satu agama yang tadi di sebutkan, yaitu Permalim dan Aninisme,
Rumah Adat :
Tari tor-tor merupakan salah satu tarian khas dari sumatera utara. Jenis tarian lainnya adalah : Morah-morah, Parakut, Sipajok, Patam-patam sering, Kebangkiung. Sedangkan alat musik tradisional sumatera utara cukup beragam, di antarnya : Aramba, Doli-doli, Druri dana, Faritia, Garantung, Gondang, Hapetan dan Sikambang. Suka batak memiliki keahlian membuat tenun khas yang di sebut ulos. Tenun ulos terbuat dari benang kapas. Kain ini sering di gunakan untuk upacara-upacara adat, msialnya uapacara perkawinan, Kematian, Mendirikan rumah dan lain sebagainya.
Rumah tradisional di sumatera utara ada bebrapa macam. Suku batak karo memiliki nama rumah dengan nama Siwaluh jabu, Sianjung-anjung, dan mecu. Untuk suku yang berada di danau toba dan suku simalungun, rumah adatnya di sebut Bolon. Untuk suku batak mandailing menamai rumah adatnya dnegan nama Bagas Gadang dan Sopo Godang. Sedangkan masyarakat sibolga menamai rumah adatnya dengan sebutan pesisir sibolga.
Flora dan Fauna
Tari tor-tor merupakan salah satu tarian khas dari sumatera utara. Jenis tarian lainnya adalah : Morah-morah, Parakut, Sipajok, Patam-patam sering, Kebangkiung. Sedangkan alat musik tradisional sumatera utara cukup beragam, di antarnya : Aramba, Doli-doli, Druri dana, Faritia, Garantung, Gondang, Hapetan dan Sikambang. Suka batak memiliki keahlian membuat tenun khas yang di sebut ulos. Tenun ulos terbuat dari benang kapas. Kain ini sering di gunakan untuk upacara-upacara adat, msialnya uapacara perkawinan, Kematian, Mendirikan rumah dan lain sebagainya.
Rumah tradisional di sumatera utara ada bebrapa macam. Suku batak karo memiliki nama rumah dengan nama Siwaluh jabu, Sianjung-anjung, dan mecu. Untuk suku yang berada di danau toba dan suku simalungun, rumah adatnya di sebut Bolon. Untuk suku batak mandailing menamai rumah adatnya dnegan nama Bagas Gadang dan Sopo Godang. Sedangkan masyarakat sibolga menamai rumah adatnya dengan sebutan pesisir sibolga.
Flora dan Fauna
Terdapat 2 taman nasional di provinsi ini, yaitu taman nasional Gunung Leuser dan Taman Nasional Gunung gadis. Sebagian wilayah taman nasional gunung leuser masuk kedalam wilayah nanggroe aceh darussalam. Di kedua taman tersebut terdapat sedikitnya 8.500 spesies tumbuhan. Sebagian di antaranya tergolong langka dan hanya di temukan di daerah tersebut. Misalnya bunga bangkai kerucut dan tumbuhan pemakan serangga dan hewal kecil, atau kita sering menyebutnya dnegan kantong semar. Selain tumbuhan, terdapat juga ratusan jenis burung hidup di kawasan taman nasional ini. Antara lain : Burung merak, burung manyar, kakatua, elang, balam, merbuk dan masih banya lagi.
Makanan Khas Daerah SUMUT
Bika Ambon, Lalamak, Sagsang, Tasak Telu, Anyang, Mie Keling, Palai Bada Sibolga, Gulai Tumbuk Daun Singkong,
Pahlawan Daerah
Kyai Haji Zainul Arifin, Teungku Amir Hamzah, Si Singamangaraja XII, Dr. F. Lumban Tobing, Mayjen Anumerta DI Panjaitan.
Gambar-gambarnya
Rumah Adat
Alat Musik
Flora dari Sumut
3. Provinsi Sumatera Barat
Ibu Kota
Nama : Sumatera Barat
Ibukota : Padang
Kode BPS : 13
Kode kendaraan : BA
Kode telepon : 0751-0759
Luas : 42.297,30 km2
Populasi : Kurang lebih 4.846.909 jiwa
Pembagian administratif: 12 kabupaten dan 7 kota, 175 kecamatan, 1.858 desa/kelurahan
Semboyan: Tuah Sakato (Bahasa Minangkabau); Bahasa Indonesia: "Manfaat kesepahaman"
Suku/penduduk :
Mayoritas penduduk sumatera barat adalah suku Minangkabau. Suku-suku lainnya adalah : Batak, Mandailing, Mentawai, Tionghoa, Tamil, Nias dan Jawa. Walaupun banya suku-suku, bahasa yang di gunakan kebanyakan adalah bahasa Minagkabau. Hampir seluruh penduduk sumatera barat adalah beragama islam. Hanya sebagian kecil yang beragama kristen, Budha, dan Hindu. Pada zaman kerajaan dulu, banyak pusat pendidikan agama islam, yang di beri nama dengan Surau. Selain itu suku-sukunya di antaranya : Suku : Minangkabau, Melayu, dan Mentawai, Tanjung Kato, Panyali, Caniago, Sikumbang, dan Gusci.
Kesenian dan Rumah Adat
Musik minagkabau terdiri dari instrumen musik tradisional, seperti : Saluang, Bansi, Talempong, Rabab, dan Gandang Tabuib. Tarian Tradisional antara lain : Pasambahan, Piring, Payung Indan, dan Randai. Rumah adat masyarakat sumatera barat adalah rumah gadang. yaitu rumah panggung yang terbuat dari kayu dan di atasnya berbentuk melengkung, seperti tanduk kerbau. Bentuk rumah tradisional itu di duga meniru bentuk kapal nenek moyang mereka yang di gunakan untuk merantau.
Sedangkan rumah adat suku mentawai juga berupa rumah panggung besar dengan tinggi lantai sekitar 1 meter. Rumah tersebut di beri nama Uma. Sebuah Uma bisa di huni sekitar 5 sampai 10 keluarga. Untuk rumah adatnya adalah rumah gadang.
Flora dan Fauna
Di sumatera barat terbentang hutan tropis yang sangat luas. Berbegai tumbuhan dan hewan langka terdapat di sana. Misalnya : Rafflesia Arnoldi, yang merupakan bungai terbesar di dunia. Untuk hewan di dasan terdapat pula hewan yang cukup langka, di antaranya : Harimau sumatera, Siamang, Tapir, Rusa, Beruang dan lain-lain. Serta berbagai jenis burung dan kupu-kupu.
Di Sumatera barat terdapat 2 taman nasional, yakni : Taman Nasional si berut di pulau berut dan Taman nasional kerinci seblat, yang membantang hingga ke provinsi jambi, Bengkulu dan Sumatera selatan. Selain taman nasional, terdapat juga cagar alam, seperti : Rimbo panti, Lebah anai, batang palupuh dan taman raya bung hatta.
Makanan Khas Daerah
Lepat ketan, Gulai Pangek, Daging Asam Padeh, dendeng balado, sate padang, Ayam bakar PadangRendang Padang, Paniaram, dan lain-lainnya
Pahlawan
M.Hatta, H.Agus Salim, Teuku Imam Bonjol, Abdul Muis, Sutan Syahrir, Prof. Muhammad Yamin. Hj. Rasuna Said.
Gambar-gambarnya
Salah satu tarian khas sumbar (sumatera barat)
4. Provinsi Riau
Ibu Kota
Nama : Riau
Ibukota : Pekanbaru
Kode BPS : 14
Kode kendaraan : BM
Kode telepon: 0760-0769, 0624
Luas: 94.560 km2
Populasi : kurang lebih 5.538.367 jiwa
Pembagian administratif: 10 kabupaten dan 2 kota, 151 kecamatan, 1.584 desa/kelurahan
Semboyan: Bumi Bertuah Negeri Beradat
Suku
Masyarakat Riau terdiri dari beragam suku. Penduduk asli berasal dari melayu yang juga menjadi mayoritas di provinsi ini. Mereka menyebar di seluruh wilayah di Riau. Suku pendatang antara lain : Jawa, Minangkabau, Tionghoa, Batak dan bugis. Berdiam juga suku sunda, banjar seperti : Talang Mamak, anak rimba dan Melayu Tua.
Riau memiliki beragam kesenian, di antaranya seni musik : Gambus melayu, Kompang, talempong, Gong tanah Sibunguik dan lain-lain. Sedangkan untuk seni tarinya ada, Serampang dua belas, Joged Lambak, Zapin, Pembubung, dan makan sirih.
Flora dan Fauna
Di Riau terdapat banyak flora dan fauna yang di lindungi. Flora dan fauna tersebut terdapat di Taman Nasional Bukti Tiga Puluh yang merupakan peralihan antara hutan rawa dan hutan pegunungan. Ekosistem di taman nasional tersebut unik, berbeda dengan taman nasional lainnya di indonesia. Beberapa fauna yang dapat di jumpai seperti : Harimau Sumatera, Beruang Madu, Tapir, Siamang, Kancil, Burung Rangkong.
Riau termasuk daerah beriklim tropis basah. Jumlah hari juan dan hari terik di daerah ini adalah berimbang. Oleh karena itu perkebunan Karet, Sawit, Jeruk, Kelapa berkembang dengan Baik, Dulu Riau memiliki banyak hutan, tapi karena terjadi penebangan liar membuat hutan riau nyaris habis. Makanya sekarang di riau jika musim terik, siap-siap terjadi kebakaran hutan. Itu di karenakan, dulu yang hutannya lebat dan banyak, kini tinggal menjadi alas atau hutan gambut atau tumbuhan kecil, sehingga jika ada orang yang sedang membuka lahan, pasti dia akan membakarnya terlebih dahulu, sehingga terjadilah kabut asap yang berkepanjangan di Riau.
Rumah Adat
Rumah adat Riau ada 5 jenis : Balai saloso jatuh, Rumah adat saloso jatuh kembar, Rumah melayu atap limas, Rumah melayu lipat kajang, dan Rumah melayu atap Lontik. Senjata tradisional riau adalah pedang Jenawi. Pedang ini adalah pedang yang dulu di gunakan panglima untuk pertempuran. Senjata lainnya adalah badik tumbuk lada.
Musik tradisional dari riau adalah pengembangan musik melayu, berupa langgam, Joget, inang, Gazal, Bangsawan dan gamelan.
Gambar-gambarnya
5. Provinsi Jambi
Nama : Jambi
Ibukota : Jambi
Kode BPS : 15
Kode kendaraan : BH
Kode telepon : 0740-0748
Luas : kurang lebih 53.509,19 km2
Populasi : 3.092.265 jiwa
Pembagian administratif : 9 kabupaten dan 2 kota, 65 kecamatan, 562 desa/kelurahan
Semboyan : Sepucuk Jambi Sembilan Lurah
Geografi :
Provinsi ini terleta di bagian timur pulau sumatera bagian tengah. Nama ibu kotanya adalah jambi.
Di slaah satu wilayah kabupaten, tepatnya di batanghari, pernah menjadi wilayah kerjaan melayu. Kerajaan ini pernah jaya dan menjadi cikal bakal bangsa melayu. Yang kini menyebar ke berbagai kawasan, di antaranya malaysia dan brunei darussalam.
Penduduk dan Budaya :
Penduduk asli ada beberapa suku, di antaranya : Batin, Kerinci, Penghulu, Pindah, Anak dalam (kubu), dan Bajau. Suku anak dalam di anggap suku paling tua. Sebagian suku anak dalam, tinggal di dalam hutan dan berpindah -pindah. Selain suku asli ada juga suku pendatang, seperti : suku jawa, Minangkabau, Banjar, Sunda, Bugis Batak, Tionghoa dan India. Sebagian besar penduduk Jambi adalah beragama islam. Padahal dahulu jambi adalah salah satu kawasan pengembangan agama budha.
Budaya dan Rumah Tradisional :
Tarian di jambi yang terkenal adalah : Tarian batanghari, kipas perentak, Rangguk, Sekapur sirih, dan selampit delapan. Sedangkan lagu daerah yang terkenal antara lain : Injit-injit semut, Pinang muda dan Pak Inang. Jambi memiliki hutan yang luas, serta memiliki banyak kekayaan alam, di antaranya : Minyak bumi, gas bumi, batu bara dan timah.
Rumah adat jambi adalah kejang lako, yang merupakan tempat tinggal marga bathin. Sebuah suku yang berasal dari barat bukit barisan. Rumah ini merupakan rumah panggung dengan bentuk persegi panjang. Dengan memiliki 30 tiang. Atap rumah ini melengkung, sehingga menyerupai bentuk perahu. Sebagian besar bahannya adalah kayu ulin yang banyak tumbuh di daerah ini. Rumah adat jambi lainnya adalah rumah Bertiang Blubur, Rumah Tuo Jambi dan Rumah Larik. Semuanya dalah rumah panggung yang terbuat dari kayu.
Flora dan Fauna :
Di jambi terdapat taman mini dan taman rimba jambi. Taman ini berada di tengah-tengah kota jambi. Di dalamnya terdapat berbagai koleksi burung, khususnya yang terdapat di kota jambi. Seperti : Rangkok, Pelikan Laut, Elang, Rajawali, Bangau dan burung unta. Terdapat juga hewan langka seperti beruang hitam dan gajah.
6. Provinsi Sumatera Selatan
Nama : Sumatera Selatan
Ibukota : Palembang
Kode BPS : 16
Kode kendaraan : BG
Kode telepon : 0711-0714, 0730-1735, 0702
Luas : 85.679,42 km2
Populasi : 7.450.394 jiwa
Pembagian administratif: 15 kabupaten dan 5 kota, 212 kecamatan, 3.081 desa/kelurahan
Semboyan : Bersatu Teguh
Sejarah Sumatera Selatan :
Ibu kota provinsi sumatera selatan adalah Palembang. Kota tersebut adalah kota tua yang sudah menjadi pusat kegiatan ekonomi sejah kerajaan sriwijaya. Kerajaan tersebut adalah kerjaan maritim terbesar di nusantara pada abad ke 7.Wilayah kekuasaannya meliputi : Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Bahkan hingga ke seemenanjung malaysia, Kamboja, dan thailand. Kerajaan sriwijaya Runtuh pada abad ke 12. Pada abad ke 15, di kota bekas kerajaan sriwijaya, berdiri kesultanan palembang. Kesultanan tersebut berkuasa hingga datangnya penjajg dari belanda.
Rumah Adat :
Rumah Limas merupakan prototipe rumah tradisional Sumatra Selatan. Selain ditandai dengan atapnya yang berbentuk limas, rumah tradisional ini memiliki lantai bertingkat-tingkat yang disebut Bengkilas dan hanya dipergunakan untuk kepentingan keluarga seperti hajatan. Para tamu biasanya diterima diteras atau lantai kedua. Kebanyakan rumah limas luasnya mencapai 400 sampai 1000 meter persegi atau lebih, yang didirikan diatas tiang-tiang dari kayu unglen atau ulin yang kuat dan tahan air. Dinding, pintu dan lantai umumnya terbuat dari kayu tembesu. Sedang untuk rangka digunakan kayu seru. Setiap rumah, terutama dinding dan pintu diberi ukiran. (wikipedia)
Sungai :
Di Sumatera selatan terdapat sebuah sungai yang bernama Sungi Musi. Panjang sungai ini di perkirakan 750 km. Di atasnya melintas sebuah jembatan yang bernama jembatan Ampera dengan panjang 1.177 meter, dengan lebar 22 meter. Sungai musi berhulu di bukit kelam. Bukti ini berada di kawasan Taman Nasional Kerinci yang meliuti 4 provinsi, yakni : Sumatera barat, jambi, bengkulu, dan sumatera selatan.
Flora dan Fauna :
Karena maish termasuk kawasan taman nasional kerinci seblat, flora dan fauna yang terdapat di sumatera selatan sama dengan yang ada di Jambi, Bengkulu dan sumatera barat. Di sini juga terdapat badak sumatera, gajah sumatera, Macam dahan, harimau loreng, kucing emas, tapi, siamang, ungko dan masih banyak lagi.
7. Provinsi Lampung
Nama : Lampung
Ibukota : Bandar Lampung
Kode BPS : 18
Kode kendaraan : BE
Kode telepon : 0721-0729
Luas : 35.376 km2
Populasi : 7.608.405 jiwa
Pembagian administratif : 13 kabupaten dan 2 kota, 204 kecamatan, 2.361 desa/kelurahan
Semboyan : Sang Bumi Ruwa Jurai (Bahasa Lampung); Bahasa Indonesia: "Rumah Tangga yang Agung"
Geografi :
Provinsi ini terletak paling ujung selatan di pulau sematera. Provinsi ini menjadi bergang bagi pulau sumatera. Ibo kotanya adalah Bandar lampung. Provinsi ini berbatasan dengan sumatera selatan, bengkulu, selat sunda dan laut Jawa. Pulau-pulau dalam wilayah lampung di antaranya ; Pulau sebesi, Darot, Legundi, Tegal, Sebuku, Ketagian, Pahawang, Krakatau, Putus dan Tabuan.
Sejarah :
Sejak abad ke 16 hinga ke abad ke 19, wilayah lampung di kuasai oleh kesultanan banten. Sebelum menjadi bagian dari republik indonesia, wilayah ini di kuasai oleh belanda. Belanda mengncar wilayah lampung, karena wilayah ini merupakan daerah utama penghasil lada hitam.
Penduduk dan Seni Budaya :
Penduduk Lampung terdiri dari berbagai suku, di antaranya : Lampung, jawa, sunda, bali dan minang. Oleh karenanya bahasa yang di gunakanpun beragam. Mayoritas masyarakat lampung beragama islam. Sisanya bergama, kristen, hindu, budha, katolik, dan Kong Hu Cu.
Tarian yang terkenal dari lampung adalah tarian Sembah dan Tari Melinting. Tari sembah adalah tarian untuk menghormati tamu. Sedangkan tarian melinting adalah tarian kerajaan. Alat musik dari lampung yang terkenal adalah Cetik. Alat musik ini adalah alat musik tabuh yang terbuat dari kayu. Bentuknya mirip dengan alat musik kolintang dari sulawesi.
Untuk jenis kain, di lampung ada kain yang terkenal yaitu kain Tapis namanya. Yang terbuat dari tenun kapas, yang di sulam dengan benang perak dan emas. Motifnya adalah motif alam, flora dan fauna. Kain ini di gunakan di bagian pinggang ke bawah yang berbentuk sarung. Senjata masyarakat lampung adalah Golok dan Tombak atau menyebutnya Laduk dan Payan.
Rumah Adat Lampung :
Rumah adat lampung adalah Rumah Sesat. Yang merupakan rumah panggung di mana atapnya terbuat dari ilalang dan ijuk. Rumah ini sangat kokoh dari serangan binatang baus dan guncangan gempa.
Flora dan Fauna :
Di lampung terdapat taman nasional Way Kambas yang memiliki 50 jenis mamalia. Di antaranya adalah, Gajah Sumatera, Badak Sumatera, Anjing Hutan, Tapir dan Siamang. Selain itu terdapat juga 406 jenis burung, di antaranya : Bebek Hutan, Bangau Sandang Lawe, Bangai Tong tong, Sempidan Biru, Pecuk ular dan lain-lain. terdaptat juga jenis reptilia, Amfibia dan Isecta. Di taman nasional ini terdapat pelatihan gajah dengan luas lahan sekitar 1.000 Hektar. Gajah-gajah sumatera di latih untuk berbagai keperluan. Lampung sangat terkenal dengan penghasil durian, daerah yang terkenal pengahasil durian di antaranya, Tanjung Karang Barat dan Bandar Lampung.
8. Provinsi Bengkulu
Nama : Bengkulu
Ibukota : Bengkulu
Kode BPS : 17
Kode kendaraan : BD
Kode telepon : 0736-0739, 0732
Luas : 19.788,70 km2
Populasi: 1.715.518 jiwa
Pembagian administratif: 9 kabupaten dan 1 kota, 154 kecamatan, 1.505 desa/kelurahan
Geografi :
Kota Bengkulu dengan uas sekitar 19.788,70 km2 terletak di barat pantai pulau sumatera, dengan panjang pantai sekitar 525 km. Kawasan kota ini membujur sejajar dengan bukit barisan dan berhadapan langsung dengan samudera hindia.
Sejarah :
Pada awal abad ke-17, daerah Bengkulu berada di bawah pengaruh kerajaan Banten dan penguasa dari Minangkabau. Kedatangan orang Eropa ke kepulauan Indonesia disebabkan oleh keinginan memperoleh langsung rempah-rempah dari sumbernya. Di sejumlah negara Eropa didirikan maskapai yang tujuannya adalah mencari rempah-rempah dan menjualnya di pasar Eropa. Orang Belanda mendirikan VOC atau Verenigde Oost Indiƫ Compagnie atau "maskapai serikat untuk Hindia Timur". Orang Inggris mendirikan East India Company atau "maskapai untuk Hindia Timur". Salah satu rempah yang di cari adalah lada.
Penduduk dan Budaya :
Adat dan istiadat yang cukup akrab dengan masyarakat Bengkulu, di antaranya : Kain Bersurek, merupakan kain bertuliskan huruf Arab gundul. Kepercayaan masyarakat di Provinsi Bengkulu umumnya atau sebesar 95% lebih menganut agama Islam. Upacara adat juga banyak dilakukan masyarakat di Provinsi Bengkulu seperti, sunat rasul, upacara adat perkawinan, upacara mencukur rambut anak yang baru lahir. Falsafah hidup masyarakat setempat, "Sekundang setungguan Seio Sekato". Bagi masyarakat Bengkulu pembuatan kebijakan yang menyangkut kepentingan bersama yang sering kita dengar dengan bahasa pantun yaitu: "Ke bukit Samo Mendaki, Ke lurah Samo Menurun, Yang Berat Samo Dipikul, Yang Ringan Samo Dijinjing", artinya dalam membangun, pekerjaan seberat apapun jika sama-sama dikerjakan bersama akan terasa ringan juga. Selain itu, ada pula "Bulek Air Kek Pembukuh, Bulek Kata Rek Sepakat", artinya bersatu air dengan bambu, bersatunya pendapat dengan musyawarah.
Rumah Adat :
Rumah Bubungan Lima adalah rumah adat dari provinsi Bengkulu. Rumah ini memiliki model seperti rumah panggung yang ditopang oleh beberapa tiang penopang. Rumah ini bukanlah rumah tinggal seperti pada umumnya. Rumah ini biasanya dipakai untuk acara adat masyarakat Bengkulu. Rumah ini terbagi atas tiga bagian yaitu rumah bagian atas, rumah bagian tengah, dan rumah bagian bawah. Rumah Bubungan Lima memiliki materi dasar yaitu kayu. Kayu yang dipilih pun bukan kayu sembarangan melainkan kayu yang kuat dan tahan lama. Kayu yang biasanya digunakan untuk membangun Rumah Bubungan Lima adalah Kayu Medang Kemuning.
9. Provinsi Bangka Belitung
Nama : Kepulauan Bangka Belitung
Ibukota : Pangkal Pinang
Kode BPS : 19
Kode kendaraan : BN
Kode telepon : 0715-0719
Luas : 16.424,14 km2
Populasi : 1.043.456 jiwa
Pembagian administratif: 6 kabupaten dan 1 kota, 135 kecamatan, 1.422 desa/kelurahan
Semboyan : Serumpun Sebalai; Bahasa Indonesia: dari darah yang sama, dari tempat yang sama
Geografi :
Keadaan alam Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagian besar merupakan dataran tinggi, lembah dan sebagian kecil pegunungan dan perbukitan. Ketinggian dataran rendah rata-rata sekitar 50 meter di atas permukaan laut dan ketinggian daerah pegunungan antara lain untuk Gunung Maras mencapai 699 meter di Kecamatan Belinyu (P. Bangka), Gunung Tajam Kaki ketinggiannya kurang lebih 500 meter diatas permukaan laut di Pulau Belitung. Sedangkan untuk daerah perbukitan seperti Bukit Menumbing ketinggiannya mencapai kurang lebih 445 meter di Kecamatan Mentok dan Bukit Mangkol dengan ketinggian sekitar 395 meter di atas permukaan laut di Kecamatan Pangkalan Baru.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai batas wilayah :
- Sebelah utara dengan Laut Natuna
- Sebelah timur dengan Selat Karimata
- Sebelah selatan dengan Laut Jawa
- Sebelah barat dengan Selat Bangka
Sejarah :
Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terutama Pulau Bangka berganti-ganti menjadi daerah taklukan Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Setelah kapitulasi dengan Belanda, Kepulauan Bangka Belitung menjadi jajahan Inggris sebagai "Duke of Island". 20 Mei 1812 kekuasaan Inggris berakhir setelah konvensi London 13 Agustus 1824, terjadi peralihan kekuasaan daerah jajahan Kepulauan Bangka Belitung antara MH. Court (Inggris) dengan K. Hcyes (Belanda) di Muntok pada 10 Desember 1816. Kekuasaan Belanda mendapat perlawanan Depati Barin dan putranya Depati Amir yang di kenal sebagai perang Depati Amir (1849-1851).
Rumah Adat dan Budaya :
Secara umum arsitektur di Kepulauan Bangka Belitung berciri Arsitektur Melayu seperti yang ditemukan di daerah-daerah sepanjang pesisir Sumatera dan Malaka.
Di daerah ini dikenal ada tiga tipe yaitu Arsitektur Melayu Awal, Melayu Bubung Panjang dan Melayu Bubung Limas. Rumah Melayu Awal berupa rumah panggung kayu dengan material seperti kayu, bambu, rotan, akar pohon, daun-daun atau alang-alang yang tumbuh dan mudah diperoleh di sekitar pemukiman.
Bangunan Melayu Awal ini beratap tinggi di mana sebagian atapnya miring, memiliki beranda di muka, serta bukaan banyak yang berfungsi sebagai fentilasi. Rumah Melayu awal terdiri atas rumah ibu dan rumah dapur yang berdiri di atas tiang rumah yang ditanam dalam tanah.
10. Kepulauan Riau
Nama : Kepulauan Riau
Ibukota : Tanjung Pinang
Kode BPS : 21
Kode kendaraan : BP
Kode telepon: 0771-0779
Luas: 8.084,01 km2
Populasi: 1.274.848 jiwa
Pembagian administratif : 5 kabupaten dan 2 kota, 57 kecamatan, 340 desa/kelurahan
Semboyan: Berpancang Amanah Bersauh Marwah; Bahasa Indonesia: memperjuangkan mandat, memegang teguh tradisi.
Geografi :
Secara geografis provinsi Kepulauan Riau berbatasan dengan negara tetangga, yaitu Singapura, Malaysia, dan Vietnam yang memiliki luas wilayah 251.810,71 km² dengan 96 persennya adalah perairan dengan 1.350 pulau besar, dan kecil telah menunjukkan kemajuan dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Ibukota provinsi Kepulauan Riau berkedudukan di Tanjungpinang. Provinsi ini terletak pada jalur lalu lintas transportasi laut, dan udara yang strategis, dan terpadat pada tingkat internasional serta pada bibir pasar dunia yang memiliki peluang pasar.
Titik tertinggi di Kepulauan Riau adalah Gunung Daik (1.165 mdpl) yang terdapat di pulau Lingga.
Sejarah :
Masa sejarah di Kepulauan Riau dimulai dengan ditemukannya Prasasti Pasir Panjang di Karimun yang terdapat semboyan pemujaan melalui tapak kaki Buddha. Hal ini diduga berhubungan dengan Kerajaan Melayu di Sumatera. Buddha diperkiran masuk melalui pedagang dari Tiongkok dan India.
Masa Islam di Kepulauan Riau berkembang dengan berdirinya Kesultanan Riau-Lingga. Kesultanan ini berasaskan Melayu Islam dan Islam sendiri dikenal setelah dibawa oleh pedagang dari Gujarat, India, dan Arab.
Masa Kolonial sangat berpengaruh dalam sejarah Kepulauan Riau. Julukan Hawaii Van Lingga yang diberikan kepada pulau Penuba, penggunaan uang tersendiri bagi Kepulauan Riau, dan terbentuknya Karesidenan Riouw menjadi bukti pengaruh kuat para kolonial di Kepulauan Riau.
Kepulauan Riau merupakan provinsi baru hasil pemekaran dari provinsi Riau. Provinsi Kepulauan Riau terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 2002 merupakan provinsi ke-32 (pada saat itu) di Indonesia yang mencakup Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten Lingga.
Budaya :
Musik Melayu Kepulauan Riau, dan musik yang berkembang oleh masyarakat Kepulauan Riau mencakup Musik Melayu dalam bentuk Langgam atau Senandung, Musik Joget, Musik Zapin, Musik Silat, Musik Inang, Musik Ghazal, Musik Boria, Musik Mak Yong, Musik Mendu, Musik Lang-lang Buana, Musik Bangsawan, Musik Barongsai, Musik Gamelan yang dulunya berkembang istana Daik Lingga dengan sebutan Musik Tari Joget Lingga, Musik Randai, Musik Dul Muluk, Musik Tari Inai, Musik Kompang, Musik Berdah, Musik Rebana, Musik Kasidah, Musik Nobat yang bisa digunakan pada acara ritual kerajaan di Riau Lingga, Musik Boria, Musik Kuna kepang, Musik Wayang cecak, Musik Randai, Musik Angklung, Musik Manora, Musik Keroncong, Musik Dangdut, Musik Pop, Musik Gondang dari Sumatera Utara, Musik Agogo, dan lainnya.
Rumah Adat :
Di kepulauan Riau ada beberapa jenis rumah adat, di antarnya :
Rumah Belah Bubung (disebut juga Rabung atau Bumbung Melayu)
Rumah Belah Bubung dibagi lagi menjadi beberapa jenis menurut bentuk atapnya, yaitu :
Rumah Lipat Pandan (atapnya curam)
Rumah Lipat Kajang (atapnya agak mendatar)
Rumah Atap Layar (disebut juga Ampar Labu, bagian bawah atap ditambah dengan atap lain)
Rumah Perabung Panjang (perabung atapnya sejajar dengan jalan raya)
Rumah Perabung Melintang (perabung atapnya tidak sejajar dengan jalan).
Itu adalah ke 10 Provinsi yang ada di pulau sumatera. Untuk Pulau-pulau selanjutnya akan di bahas pada post berikutnya. Semoga bisa bermanfaat. Terima kasih telah membaca artikel ini yang berjudul : Daftar 10 Provinsi di Pulau Sumatera Lengkap Dengan Penjelasan.
Beberapa sumber : id.wikipedia.org, www.riaucitizen.com dan buku Khazanah Negeriku; Mengenal 33 Provinsi di Indonesia.
Jangan lupa baca juga artikel yang lain :
0 Response to "Lengkap Daftar 34 Provinsi di Indonesia 2017 Beserta Ibu Kota, Budaya, Rumah Adat, Flora Fauna dan lainnya"
Post a Comment